Dari bankir beralih profesi menjadi pedagang tentu bukanlah keputusan
mudah. Apalagi sudah menduduki jabatan tinggi. Ya, pergumulan itu
pernah dialami oleh Syafrizal, mantan Kepala Kantor Pusat Operasi dan
pimpinan wilayah sebuah bank swasta di Jakarta. Keputusan besar yang
diambilnya tersebut ternyata menjadi pilihan tepat. Tangan dingin
Syafrizal terbukti mampu membesarkan “Kartina”– brand hijab (busana
Muslim) - hingga dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan merambah beberapa
negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam,
Thailand, hingga Afrika.
Adalah sang istri, Kartina Elfa yang mengawali bisnis kecil-kecilan
berjualan busana Muslim di kantornya pada tahun 1990. "Istri saya yang
merintis. Awalnya beli baju-baju gamis di Tanah Abang kemudian dijual
lagi di antara teman-teman. Ini masih berlangsung ketika pertama kali
membuka toko di Jambu Dua Plaza Bogor dan ITC Cempaka Mas, Jakarta. Baru
beberapa tahun kemudian kami mencoba produksi sendiri, itu pun bukan
baju gamis melainkan pakaian dalam. Saya sendiri tetap bekerja di bank
sembari membantu istri saya dari sisi pengelolaan keuangan dan
karyawan," cerita Syafrizal.
Semula bisnis pakaian dalam tersebut cukup bagus. Sayang, barang
sejenis dari Cina membanjiri pasar sehingga produk Syafrizal tak mampu
bertahan menghadapi persaingan dan akhirnya terpaksa dihentikan.Tapi
pasangan suami istri ini tak putus asa. Mereka pun memutar otak hingga
akhirnya memutuskan membuat hijab (busana Muslim) menggunakan desain
yang digambar oleh Kartina sendiri dengan membawa nama "Mario by
Kartina". Mesin pembuat pakaian dalam pun mereka jual dan kemudian
membeli mesin untuk memproduksi hijab.
Tahun 2004 pasangan suami istri ini membuka toko di Tanah Abang untuk
pertama kalinya. Saat itu, baru dua toko yang menjual hijab.
Dagangannya pun laris manis dan terus berkembang sehingga jumlah toko
dan pegawai pun bertambah. Kondisi ini tak pelak menuntut Syafrizal
untuk turun tangan sepenuhnya membantu Kartina Elfa, istrinya yang mulai
kewalahan jika harus menjalankan bisnisnya sendirian. Disinilah
keputusan besar harus diambil Syafrizal.
Dua puluh tahun sudah, sejak tahun 1984 alumnus Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia itu menekuni profesi di dunia perbankan hingga
mencapai puncak kariernya. Rutinitas dan kemapanan sebagai bankir yang
telah dijalaninya puluhan tahun tersebut membuat Syafrizal merasa galau
ketika harus melepaskan atributnya, menyingsingkan lengan baju
mengangkat sendiri barang dagangannya keluar masuk pasar Tanah Abang.
Betapa tidak, kehidupan yang berbeda 180 derajat dibandingkan ketika
masih menjadi pejabat bank dulu harus dilakoninya.
Sampai suatu hari, ia bertemu dengan salah satu mantan atasannya.
Tanpa basa basi Syafrizal pun diajak bergabung kembali di bank tempat
mantan bosnya bekerja. “Saya ditawarin untuk join dengan iming-iming
gaji, fasilitas, serta bonus melebihi saat bekerja di bank yang dahulu
saya gawangi,” katanya. Seketika ia pun bimbang. Fokus menerjuni profesi
baru sebagai pedagang atau berkarir di perbankan dengan posisi yang
menjanjikan. Iklim demokratis yang diterapkannya di tengah keluarga
membuatnya turut melibatkan istri dan anak-anaknya untuk turut sumbang
saran. “Saat itu saya meminta pendapat istri dan anak-anak saya,” kenang
pria murah senyum itu.
Titik balik keputusan Syafrizal berasal dari putra bungsunya, Mario.
“Kalau Papa bisa memimpin perusahaan lain, kenapa tidak berani
menjalankan bisnis sendiri?”. Tantangan dari Mario itu menghentak benak
pria kelahiran Padang, Sumatera Barat tahun 1961 tersebut. Tanpa pikir
panjang, Syafrizal pun memantapkan niatnya untuk menjadi pedagang.
Kejujuran, kegigihan, dan semangat pantang menyerah menjadi modal
utama Syafrizal dan Kartina Elfa untuk bahu membahu membesarkan
usahanya. Nilai-nilai positif yang diyakini dan dijalankannya sejak
masih menjadi bankir pun diterapkannya dalam menjalankan bisnisnya
sebagai pedagang hijab.
Di bawah naungan Mario Group, merk “Kartina” segera dipatenkan.
Strategi pemasaran produknya melalui mitra dan agen di berbagai wilayah
Indonesia. Karena kualitas adalah kunci, ia tak sembarangan menerima
mitra untuk membuatkan hijab sesuai rancangan istrinya. Putra keduanya,
Ivan, yang telah menamatkan pendidikan di Australia mulai membantu
bisnis keluarga untuk menyasar usia muda dan menjajaki pemasaran dengan membuat website toko online hijab. Kini, 8 toko di Pasar Tanah Abang telah ia miliki dan 12
toko di Thamrin City. Belum termasuk toko di lokasi lainnya di Jakarta
dan Bogor, Bekasi dan Bandung. Tahun 2014 Kartina segera akan menambah
beberapa jaringan toko dengan konsep modern. “April 2014 ini kami
membuka butik Kartina di daerah Bintaro dengan nama House Of Kartina, “
tutur Syafrizal.
Sebagai mantan bankir, Syafrizal paham benar salah satu jalan
memperkuat usaha adalah menggandeng kerjasama dengan perbankan. Dan
salah satu bank yang memikat hatinya adalah PT Bank Central Asia Tbk
(BCA). “Layanan BCA profesional dan cepat. Saya nyaman bertransaksi
dengan BCA. Untuk kemudahan transaksi sehari-hari di toko saya
mengandalkan EDC BCA. Sedangkan untuk berbagai transaksi dengan relasi
maupun agen saya menggunakan KlikBCA Bisnis dan m-BCA yang praktis dan
terpercaya,” ujar Syafrizal yang membuka rekening Tahapan dan Giro BCA.
“Saya senang dengan pelayanan yang ada di BCA. Keramahan dan
kecepatannya dalam bertransaksi sangat luar biasa. Manfaat bagi usaha
pun terasa," ungkap Syafrizal.
Syafrizal pun meyakini kontribusi mitra dan agen cukup besar dalam
membesarkan “Kartina”. Karenanya untuk memelihara relasi yang baik
dengan mereka, ia rutin menggelar gathering bersama para mitra dan agen.
“Biasanya kami adakan di Anyer, Puncak atau tempat lainnya sekaligus
bertukar pikiran,” ujar pria yang tampak awet muda ini. Hubungan baik
dengan para karyawan yang jumlahnya mencapai ratusan pun sangat dijaga
oleh Syafrizal. Salah satunya dengan memberikan reward bagi yang
berprestasi. Kini, ribuan item produk hijab Kartina beserta
pernak-perniknya telah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia maupun
mancanegara. Sesuai keyakinan yang dianutnya, Syafrizal dengan arif
berujar “Jika kami menjalankan bisnis sesuai syariah Islam, kami yakin
akan baik dan berkah,”.
Description: Seorang Bankir Yang Sukses Membuka Toko Online Hijab
Rating: 5
Reviewer: Admin
ItemReviewed: Seorang Bankir Yang Sukses Membuka Toko Online Hijab