Rabu, 18 Juni 2014

Seorang Bankir Yang Sukses Membuka Toko Online Hijab

Dari bankir beralih profesi menjadi pedagang tentu bukanlah keputusan mudah. Apalagi sudah menduduki jabatan tinggi. Ya, pergumulan itu pernah dialami oleh Syafrizal, mantan Kepala Kantor Pusat Operasi dan pimpinan wilayah sebuah bank swasta di Jakarta. Keputusan besar yang diambilnya tersebut ternyata menjadi pilihan tepat. Tangan dingin Syafrizal terbukti mampu membesarkan “Kartina”– brand hijab (busana Muslim) - hingga dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan merambah beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, hingga Afrika.

Adalah sang istri, Kartina Elfa yang mengawali bisnis kecil-kecilan berjualan busana Muslim di kantornya pada tahun 1990. "Istri saya yang merintis. Awalnya beli baju-baju gamis di Tanah Abang kemudian dijual lagi di antara teman-teman. Ini masih berlangsung ketika pertama kali membuka toko di Jambu Dua Plaza Bogor dan ITC Cempaka Mas, Jakarta. Baru beberapa tahun kemudian kami mencoba produksi sendiri, itu pun bukan baju gamis melainkan pakaian dalam. Saya sendiri tetap bekerja di bank sembari membantu istri saya dari sisi pengelolaan keuangan dan karyawan," cerita Syafrizal.

Semula bisnis pakaian dalam tersebut cukup bagus. Sayang, barang sejenis dari Cina membanjiri pasar sehingga produk Syafrizal tak mampu bertahan menghadapi persaingan dan akhirnya terpaksa dihentikan.Tapi pasangan suami istri ini tak putus asa. Mereka pun memutar otak hingga akhirnya memutuskan membuat hijab (busana Muslim) menggunakan desain yang digambar oleh Kartina sendiri dengan membawa nama "Mario by Kartina". Mesin pembuat pakaian dalam pun mereka jual dan kemudian membeli mesin untuk memproduksi hijab.

Tahun 2004 pasangan suami istri ini membuka toko di Tanah Abang untuk pertama kalinya. Saat itu, baru dua toko yang menjual hijab. Dagangannya pun laris manis dan terus berkembang sehingga jumlah toko dan pegawai pun bertambah. Kondisi ini tak pelak menuntut Syafrizal untuk turun tangan sepenuhnya membantu Kartina Elfa, istrinya yang mulai kewalahan jika harus menjalankan bisnisnya sendirian. Disinilah keputusan besar harus diambil Syafrizal.

Dua puluh tahun sudah, sejak tahun 1984 alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menekuni profesi di dunia perbankan hingga mencapai puncak kariernya. Rutinitas dan kemapanan sebagai bankir yang telah dijalaninya puluhan tahun tersebut membuat Syafrizal merasa galau ketika harus melepaskan atributnya, menyingsingkan lengan baju mengangkat sendiri barang dagangannya keluar masuk pasar Tanah Abang. Betapa tidak, kehidupan yang berbeda 180 derajat dibandingkan ketika masih menjadi pejabat bank dulu harus dilakoninya.

Sampai suatu hari, ia bertemu dengan salah satu mantan atasannya. Tanpa basa basi Syafrizal pun diajak bergabung kembali di bank tempat mantan bosnya bekerja. “Saya ditawarin untuk join  dengan iming-iming gaji, fasilitas, serta bonus melebihi saat bekerja di bank yang dahulu saya gawangi,” katanya. Seketika ia pun bimbang. Fokus menerjuni profesi baru sebagai pedagang atau berkarir di perbankan dengan posisi yang menjanjikan. Iklim demokratis yang diterapkannya di tengah keluarga membuatnya turut melibatkan istri dan anak-anaknya untuk turut sumbang saran. “Saat itu saya meminta pendapat istri dan anak-anak saya,” kenang pria murah senyum itu.

Titik balik keputusan Syafrizal berasal dari putra bungsunya, Mario. “Kalau Papa bisa memimpin perusahaan lain, kenapa tidak berani menjalankan bisnis sendiri?”. Tantangan dari Mario itu menghentak benak pria kelahiran Padang, Sumatera Barat tahun 1961 tersebut. Tanpa pikir panjang, Syafrizal pun memantapkan niatnya untuk menjadi pedagang.

Kejujuran,  kegigihan, dan semangat pantang menyerah menjadi modal utama Syafrizal dan Kartina Elfa untuk bahu membahu membesarkan usahanya. Nilai-nilai positif yang diyakini dan dijalankannya sejak masih menjadi bankir pun diterapkannya dalam menjalankan bisnisnya sebagai pedagang hijab. 

Di bawah naungan Mario Group, merk “Kartina” segera dipatenkan. Strategi pemasaran produknya melalui mitra dan agen di berbagai wilayah Indonesia.  Karena kualitas adalah kunci, ia tak sembarangan menerima mitra untuk membuatkan hijab sesuai rancangan istrinya. Putra keduanya, Ivan, yang telah menamatkan pendidikan di Australia  mulai membantu bisnis keluarga untuk menyasar usia muda dan menjajaki pemasaran dengan membuat website toko online hijab. Kini, 8  toko di Pasar Tanah Abang telah ia miliki dan 12 toko di Thamrin City. Belum termasuk toko di lokasi lainnya di Jakarta dan Bogor, Bekasi dan Bandung. Tahun 2014 Kartina segera akan menambah beberapa jaringan toko dengan konsep modern. “April 2014 ini kami membuka butik Kartina di daerah Bintaro dengan nama House Of Kartina, “ tutur Syafrizal.

Sebagai mantan bankir, Syafrizal paham benar salah satu jalan memperkuat usaha adalah menggandeng kerjasama dengan perbankan. Dan salah satu bank yang memikat hatinya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). “Layanan BCA profesional dan cepat. Saya nyaman bertransaksi dengan BCA. Untuk kemudahan transaksi sehari-hari di toko saya mengandalkan  EDC BCA. Sedangkan untuk berbagai transaksi dengan relasi maupun agen saya menggunakan KlikBCA Bisnis dan m-BCA yang praktis dan terpercaya,” ujar Syafrizal yang membuka rekening Tahapan dan Giro BCA. “Saya senang dengan pelayanan yang ada di BCA. Keramahan dan kecepatannya dalam bertransaksi sangat luar biasa. Manfaat bagi usaha pun terasa," ungkap Syafrizal.

Syafrizal pun meyakini kontribusi mitra dan agen cukup besar dalam membesarkan “Kartina”. Karenanya untuk memelihara relasi yang baik dengan mereka, ia rutin menggelar gathering bersama para mitra dan agen. “Biasanya kami adakan di Anyer, Puncak atau tempat lainnya sekaligus bertukar pikiran,” ujar pria yang tampak awet muda ini.  Hubungan baik dengan para karyawan yang jumlahnya mencapai ratusan pun sangat dijaga oleh Syafrizal. Salah satunya dengan  memberikan reward bagi yang berprestasi. Kini, ribuan item produk hijab Kartina beserta pernak-perniknya telah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara. Sesuai keyakinan yang dianutnya, Syafrizal dengan arif berujar “Jika kami menjalankan bisnis sesuai syariah Islam, kami yakin akan  baik dan berkah,”.
Suka artikel ini? Bagikan : :
Share on FB Tweet Share on G+ Submit to Digg
Description: Seorang Bankir Yang Sukses Membuka Toko Online Hijab Rating: 5 Reviewer: Admin ItemReviewed: Seorang Bankir Yang Sukses Membuka Toko Online Hijab